POTRET UMAT ISLAM SEKARANG
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab
Mengapa semakin banyak orang-orang pintar yang berkhidmat kepada Pangersa Abah ? Dalam surat at-Taubah disampaikan tanggung jawab Nabi Muhammad Saw. kepada umatnya. Dimana beliau menginginkan agar orang menjadi Muslim. Mengapa ? Karena menurut al-Qur'an hanya Islamlah yang akan menyelamatkan manusia kalau benar-benar mengamalkannya.
Sebagai manusia nabi Muhammad Saw. akhirnya wafat. Ada sebuah pertanyaan dari Allah Swt. (Q.S 3 : 144), :
''Apakah jika dia wafat atau dibunuh akan berbalik kebelakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat menghadirkan madharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Nabi Muhammad Saw. wafat sebagai manusia, dan banyak orang yang tidak percaya serta tidak mau ditinggalkan oleh nabi.
Turunlah ayat al-Qur'an (Q.S. 33 : 40), wajar kalau engkau sekalian berat ditinggalkan nabi, tapi ingatlah beliau hanyalah seorang manusia. Yang penting sekarang adalah apa yang telah diperjuangkan oleh Rasul itu apakah sudah dilaksanakan apa belum ? Mari kita lihat potret hari ini.
Banyak yang perlu kita syukuri diantaranya jumlah umat Islam di Indonesia adalah yang terbanyak di seluruh dunia, mesjid-mesjid dan pesantrennya banyak. Serta para ulamanya pun banyak. Tetapi di balik kemajuan tadi, berapa orangkah yang melaksanakan shalat subuh berjama'ah di mesjid-mesjid ? dan berapa orang yang melaksanakan shalat tahajjud ditengah malam ? inilah problem yang harus dipecahkan sekarang.
Apa penyebabnya ? Diantara sebab-sebab utamanya adalah :
Oleh karena itu walaupun mesjid banyak, pesantren dan para kiyai banyak, tetapi masih kalah dengan bujukan nafsu dan bujukan syetan, maka keadaan ummat Islam pasti terus begini selamanya.
Akhirnya mesjid-mesjid tidak akan lagi ramai dengan orang yang beribadah lima kali sehari. Berfikirlah apakah sudah ada keadaan mesjid seperti itu? Itu sudah ada, bahkan saya sudah menyaksikannya. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh mesjid besarnya Sulthan Muhammad Ali di Kairo, Mesir. Betapa megahnya mesjid tersebut, lampu tengahnya saja beratnya 2,5 ton, jumlah lampu yang ada di dalam 365 buah (sejumlah hitungan hari dalam setahun). Didepan mesjid tersebut ada sebuah sumur yang merupakan speker jaman dahulu dan tebal dinding temboknya mencapai 2 meter.
Cukup menyentuh, bahwa yang datang kesana kebanyakan bukan untuk shalat dhuha, atau membaca al-Qur'an ataupun ibadah lain, akan tetapi kebanyakan yang datang kesana adalah turis-turis yang tidak layak masuk kedalamnya. Apakah mesjid-mesjid ini hanya sekedar pajangan dan tontonan saja? Ingat !!! Mesjid-mesjid harus dimakmurkan, sebagaimana Rasulullah Saw. telah memakmurkan mesjid Madinah.
Marilah sejak hari ini dan pulang dari sini kita harus siap rajin shalat berjamaah di awal waktu. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Guru Mursyid kita dalam setiap waktu shalat di mesjid Nurul Asror. Mesjid ini selalu penuh oleh orang-orang yang berjamaah shalat dan berdzikir, marilah kita hidupkan mesjid-mesjid kita dan jadikanlah diri kita ragi-rag kebaikan disetiap lingkungan masing-masing. Karena hasil dzikir dari ahli-ahli dzikir akan membias kepada tetangga. Dan cahaya Allah tidak pernah berhenti bersinar ke muka bumi setiap saat. Mengapa tidak masuk kedalam hati manusia? Karena sulit mencapai cermin (hati) yang masih bersih. Wahai ahli dzikir, jadilah hatimu cermin-cermin yang bersih sehingga cahaya Allah yang masuk kedalam hatimu akan membias ke dalam hati ummat yang akhirnya menjadikan kebaikan bagi semua umat. Amin.
Maaf, ketika banyak guru-guru yang berilmu lahiriyah saja. Dimana mereka menjelaskan tentang tahajjud dan dalil-dalil, hukumnya serta pembahasan Ushul Fiqihnya, tetapi tidak menyentuh dan menarik untuk melakukannya. Disinilah bedanya Guru Mursyid dengan guru lahiriyah. Seorang guru Mursyid ucapannya sedikit, akan tetapi ribuan orang menangis mendengarnya.
Mudah-mudahan kita mampu mengikuti Guru Mursyid walaupun beda volumenya, yang penting kita dapat terbawa oleh beliau. Marilah kita dengan hasil Maulid sekarang ini dapat meneruskan apa-apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. di lingkungannya masing-masing. Kita gemakan kalimat Laa Ilaaha Illallah dengan tujuan melawan syetan. Buktinya syetan kalah adalah ibadah kita meningkat. Sebaliknya kalau ibadah kita tidak meningkat berarti dzikir kita belum mengalahkan syetan.
(Sumber : http://suryalaya.org/ver2/manakib.html)
Sebagai manusia nabi Muhammad Saw. akhirnya wafat. Ada sebuah pertanyaan dari Allah Swt. (Q.S 3 : 144), :
''Apakah jika dia wafat atau dibunuh akan berbalik kebelakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat menghadirkan madharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Nabi Muhammad Saw. wafat sebagai manusia, dan banyak orang yang tidak percaya serta tidak mau ditinggalkan oleh nabi.
Turunlah ayat al-Qur'an (Q.S. 33 : 40), wajar kalau engkau sekalian berat ditinggalkan nabi, tapi ingatlah beliau hanyalah seorang manusia. Yang penting sekarang adalah apa yang telah diperjuangkan oleh Rasul itu apakah sudah dilaksanakan apa belum ? Mari kita lihat potret hari ini.
Banyak yang perlu kita syukuri diantaranya jumlah umat Islam di Indonesia adalah yang terbanyak di seluruh dunia, mesjid-mesjid dan pesantrennya banyak. Serta para ulamanya pun banyak. Tetapi di balik kemajuan tadi, berapa orangkah yang melaksanakan shalat subuh berjama'ah di mesjid-mesjid ? dan berapa orang yang melaksanakan shalat tahajjud ditengah malam ? inilah problem yang harus dipecahkan sekarang.
Apa penyebabnya ? Diantara sebab-sebab utamanya adalah :
- Ummat Islam telah meninggalkan apa-apa yang telah diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. mati-matian selama 23 tahun.
- Karena manusia terkalahkan oleh nafsu dan syetan ('Kabaud ku pangbujuk nafsu, kagendam kupanggoda syetan).
Oleh karena itu walaupun mesjid banyak, pesantren dan para kiyai banyak, tetapi masih kalah dengan bujukan nafsu dan bujukan syetan, maka keadaan ummat Islam pasti terus begini selamanya.
Akhirnya mesjid-mesjid tidak akan lagi ramai dengan orang yang beribadah lima kali sehari. Berfikirlah apakah sudah ada keadaan mesjid seperti itu? Itu sudah ada, bahkan saya sudah menyaksikannya. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh mesjid besarnya Sulthan Muhammad Ali di Kairo, Mesir. Betapa megahnya mesjid tersebut, lampu tengahnya saja beratnya 2,5 ton, jumlah lampu yang ada di dalam 365 buah (sejumlah hitungan hari dalam setahun). Didepan mesjid tersebut ada sebuah sumur yang merupakan speker jaman dahulu dan tebal dinding temboknya mencapai 2 meter.
Cukup menyentuh, bahwa yang datang kesana kebanyakan bukan untuk shalat dhuha, atau membaca al-Qur'an ataupun ibadah lain, akan tetapi kebanyakan yang datang kesana adalah turis-turis yang tidak layak masuk kedalamnya. Apakah mesjid-mesjid ini hanya sekedar pajangan dan tontonan saja? Ingat !!! Mesjid-mesjid harus dimakmurkan, sebagaimana Rasulullah Saw. telah memakmurkan mesjid Madinah.
Marilah sejak hari ini dan pulang dari sini kita harus siap rajin shalat berjamaah di awal waktu. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Guru Mursyid kita dalam setiap waktu shalat di mesjid Nurul Asror. Mesjid ini selalu penuh oleh orang-orang yang berjamaah shalat dan berdzikir, marilah kita hidupkan mesjid-mesjid kita dan jadikanlah diri kita ragi-rag kebaikan disetiap lingkungan masing-masing. Karena hasil dzikir dari ahli-ahli dzikir akan membias kepada tetangga. Dan cahaya Allah tidak pernah berhenti bersinar ke muka bumi setiap saat. Mengapa tidak masuk kedalam hati manusia? Karena sulit mencapai cermin (hati) yang masih bersih. Wahai ahli dzikir, jadilah hatimu cermin-cermin yang bersih sehingga cahaya Allah yang masuk kedalam hatimu akan membias ke dalam hati ummat yang akhirnya menjadikan kebaikan bagi semua umat. Amin.
Maaf, ketika banyak guru-guru yang berilmu lahiriyah saja. Dimana mereka menjelaskan tentang tahajjud dan dalil-dalil, hukumnya serta pembahasan Ushul Fiqihnya, tetapi tidak menyentuh dan menarik untuk melakukannya. Disinilah bedanya Guru Mursyid dengan guru lahiriyah. Seorang guru Mursyid ucapannya sedikit, akan tetapi ribuan orang menangis mendengarnya.
Mudah-mudahan kita mampu mengikuti Guru Mursyid walaupun beda volumenya, yang penting kita dapat terbawa oleh beliau. Marilah kita dengan hasil Maulid sekarang ini dapat meneruskan apa-apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. di lingkungannya masing-masing. Kita gemakan kalimat Laa Ilaaha Illallah dengan tujuan melawan syetan. Buktinya syetan kalah adalah ibadah kita meningkat. Sebaliknya kalau ibadah kita tidak meningkat berarti dzikir kita belum mengalahkan syetan.
(Sumber : http://suryalaya.org/ver2/manakib.html)
0 komentar:
Posting Komentar